Syaikh Mutawalli asy-Sya'raawi (w )

sekelumit pribadi Syaikhul Imam Mutawalli asy- Sya'raawi nukilan dari buku "Mendekati Ulama 'Dan Para Wali Allah Di Mesir" karangan Ustadz Ahmad Lutfi bin Abdul Wahab al-Idrisi al-Linggi ": -
Ia (yakni Syaikh Mutawalli asy-Sya'raawi) lahir pada 15 April 1911 bersamaan 12 Rabi `ul Akhir 1328 di kalangan keluarga petani namun kedua orang tuanya terkenal sebagai orang yang saleh dan mulia.
Syeikh Sya'rawi adalah merupakan Sayyidul 'Abidin yang dikurniakan dengan limpahan cahaya dan dapat melihat dengan cahaya Allah

Sahabat akrabnya pernah mengintip perbuatannya di waktu malam. Ternyata tersedia beliau tidak tidur malah ditemukan sedang asyik sujud mengabdikan diri kepada Allah Ia menghidupkan malamnya dengan berdiri, rukuk, sujud dan membaca al-Quran sepanjang malam sehingga mencapai 70 rakaat salat tahajjud kepada Allah

Sewaktu di Madinah Munawwarah dan Mekah, beliau berjalan tanpa menggunakan alas kaki sedangkan derajat panas pada waktu tersebut terlalu panas sekitar 50 c karena memuliakan tempat tersebut. Maha Besar Allah sewaktu di Masjidil Haram beliau tidak melaksanakannya seperti orang lain yang biasanya bertawaf sebanyak 7 kali. Rasa cintanya dengan Allah terlalu mendalam, walaupun dalam keadaan panas yang sangat terik ia mampu bertawaf hingga 14, 21 dan 28 kali.

Ia menyayangi anak dan insan lain lebih dari anak-anaknya sendiri. Kecintaannya terhadap Rasulullah saw terlalu mendalam sehingga beliau selalu bertasbih dan bershalawat kepadanya. Ia juga sangat cinta kepada kaum keluarga Nabi saw

Ia lebih suka tinggal dekat dengan area Masjid Imam Husain ra dan selalu menziarahi maqam Sayyidah Nafisah serta selalu menghadiri majelis sambutan Maulidur Rasul di pekarangan Masjid Imam Husain ra
Kesufiannya juga sangat tinggi ... Ia adalah imam yang sufi dan zuhud.

Ia telah dikaruniai oleh Allah dengan ilmu yang tinggi, ingatan yang kuat serta pribadi yang sempurna.
Syeikh Sya'rawi juga merupakan seorang pedagang yang berhasil. Salah seorang anaknya, Ahmad berkata bahwa ayahnya telah mengkhaskan gaji ke beberapa penduduk yang tinggal di Kairo, Tanta dan Doqdus di kampung beliau.

Ia juga mengkhaskan biaya ceramah di radio-radio dan televisi serta tulisan-tulisan dalam koran-koran dan majalah-majalah untuk kebajikan. Uang 250 juta junaih (sekitar 73 juta dollar) yang merupakan hadiah dari Raja Dubai telah disumbangkan kepada sebanyak 500.000 junaih (sekitar 146,000 dollar) ke siswa al-Azhar dan selebihnya telah didermakan kepada Kementerian Wakaf untuk didistribusikan ke penghafaz-penghafaz al- Quran.

Sebelum Syeikh Sya'rawi meninggal, beliau mengalami sakit yang parah pada dadanya menyebabkan ia tidak mampu untuk bernafas dengan baik dan sakit tulang. Keponakannya yang bernama Hajah Suad menyatakan bahwa sewaktu hampir saat kematiannya, ia mencoba untuk bangun dan berteriak dengan suara yang jelas sehingga didengar oleh orang yang berada di sekelilingnya, "Selamat datang wahai Husain! Kamu telah datang sendiri menemui aku, aku gembira dengan kedatanganmu. " Kemudian beliau melafazkan ucapan hamdallah lalu menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Jenazah beliau telah dikebumikan di kampungnya yaitu Doqdus berdasar wasiat beliau sendiri. Jenazahnya telah dibawa oleh anak-anak muridnya, penduduk kampung serta semua pecinta beliau. Hampir sejuta orang telah menghadiri pemakaman beliau.

Mari ikhwah kita baca al-Fatihah untuk Syaikh Mutawalli asy-Sya'raawi
http://bahrusshofa.blogspot.com/2006/06/syaikh-mutawalli-asy-syaraawi.html